Wahai, sang pencerita:
Sampai kapan kau di balik layar?
Yang terdengar hanya suara samar
pelantun kisah yang tak jua kelar.
Halaman-halaman tertulis
tanpa pernah benar-benar habis.
Kapan kau beristirahat
meski sekedar melepas penat?
Mereka harus mengenalmu
meski tersamar di balik bayang kelabu.
Wahai, sang pencerita:
Mungkin ini saatnya
kau jadi tokoh utama.
Mereka harus rela bergantian
agar penonton tidak bosan
dan kamu pun dapat perhatian...
R.
(Jakarta, 11 Februari 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar