Dia
merindukan masa kecilnya denganmu,
saat
semua terasa begitu mudah.
Tak
ada seteru.
Tak
ada istilah menang-kalah.
Dia
remaja pemberontak di matamu,
selalu
sulit dipahami dan keras kepala.
Sadarkah
dia cerminan dirimu di masa lalu?
Dia
sedang meniti jalan hidupnya.
Kini,
dia sosok dewasa nan sendu,
terlalu
sedih dan lelah.
Kapan
kalian akan berhenti berseteru
serta
menjadi jiwa-jiwa asing yang resah?
Jangan
sampai akhirnya kalian saling kehilangan.
tanpa
berusaha mengerti maupun (kembali) menumbuhkan rasa sayang.
Ayah,
anakmu sudah bisa memutuskan jalan hidupnya.
Relakan
dia...
R.
(Jakarta,
27 Desember 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar