Senin, 29 Desember 2014

"DIA"

Dia merindukan masa kecilnya denganmu,
saat semua terasa begitu mudah.
Tak ada seteru.
Tak ada istilah menang-kalah.

Dia remaja pemberontak di matamu,
selalu sulit dipahami dan keras kepala.
Sadarkah dia cerminan dirimu di masa lalu?
Dia sedang meniti jalan hidupnya.

Kini, dia sosok dewasa nan sendu,
terlalu sedih dan lelah.
Kapan kalian akan berhenti berseteru
serta menjadi jiwa-jiwa asing yang resah?

Jangan sampai akhirnya kalian saling kehilangan.
tanpa berusaha mengerti maupun (kembali) menumbuhkan rasa sayang.
Ayah, anakmu sudah bisa memutuskan jalan hidupnya.
Relakan dia...

R.

(Jakarta, 27 Desember 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar