Sejauh yang kuingat, ini sudah
menjadi kebiasaanku sejak kecil. Sejak aku mengenal istilah bernama ‘jajanan’ saat istirahat sekolah. Menu
itu menjadi salah satu jajanan favoritku sepanjang masa. Tak perlu repot-repot
menakut-nakutiku dengan kemungkinan jadi gendut. Hellooo, posturku juga memang
sudah besar begini dari dulu...gen warisan almarhum ayahku! Mau ngajak ribut?
Perkara radang tenggorokan dan
pilek, yang selalu dapat menginfeksi pita suaraku – yang dapat mengakibatkan
aku tidak bisa menyanyi dengan baik dan benar? (Alias tidak fals.) Hmm, benar
juga, sih. Karena itulah aku tidak pernah mengkonsumsinya setidaknya seminggu
sebelum audisi atau manggung – entah dimana. (Yang terakhir sudah jarang sekali
kulakukan.)
Ini gara-gara radang tenggorokan,
yang membuat audisi lomba karaoke Minggu siang itu gagal total! Padahal aku
sudah menjauhi benda itu. Gara-gara sebelumnya kecapekan kerja, sih! Jadilah
aku malu-maluin di depan panggung.
Berhubung sudah jelas-jelas
kalah, hanya benda itu yang bisa menghiburku. Kubeli di gerai food court terdekat, lalu kubawa duduk
sambil menikmati penampilan para semi finalis di hadapanku. (Hiks!) Hans, teman
sesama kontestan yang rajin ke gym hanya
memandangku iba.
“Untuk setiap kekalahan dan patah
hati,” ucapku dengan mulut penuh es krim. Cowok itu geleng-geleng geli.
“Say, itu bukan solusi.”
“Memang,” ucapku lagi, masih
cuek. Hmm... “Tapi ini buat menghibur
diri.”
Setuju..., menghibur diri emang paling cocok makan es krim :)
BalasHapusHore! :D
Hapus.ngalir! Tapi jangan rayakan patah hati dengan es krim, dong!!! *ngajak ribut
BalasHapus*nguap*
Hapussiap2 perut membesar tiap menghibur diri dengan es krim *lirik perut sendiri*
BalasHapusasik.... :)
BalasHapus