Minggu, 10 Agustus 2014

"PELIPUR LARA"

Sejauh yang kuingat, ini sudah menjadi kebiasaanku sejak kecil. Sejak aku mengenal istilah bernama ‘jajanan’ saat istirahat sekolah. Menu itu menjadi salah satu jajanan favoritku sepanjang masa. Tak perlu repot-repot menakut-nakutiku dengan kemungkinan jadi gendut. Hellooo, posturku juga memang sudah besar begini dari dulu...gen warisan almarhum ayahku! Mau ngajak ribut?

Perkara radang tenggorokan dan pilek, yang selalu dapat menginfeksi pita suaraku – yang dapat mengakibatkan aku tidak bisa menyanyi dengan baik dan benar? (Alias tidak fals.) Hmm, benar juga, sih. Karena itulah aku tidak pernah mengkonsumsinya setidaknya seminggu sebelum audisi atau manggung – entah dimana. (Yang terakhir sudah jarang sekali kulakukan.)

Ini gara-gara radang tenggorokan, yang membuat audisi lomba karaoke Minggu siang itu gagal total! Padahal aku sudah menjauhi benda itu. Gara-gara sebelumnya kecapekan kerja, sih! Jadilah aku malu-maluin di depan panggung.

Berhubung sudah jelas-jelas kalah, hanya benda itu yang bisa menghiburku. Kubeli di gerai food court terdekat, lalu kubawa duduk sambil menikmati penampilan para semi finalis di hadapanku. (Hiks!) Hans, teman sesama kontestan yang rajin ke gym hanya memandangku iba.

“Untuk setiap kekalahan dan patah hati,” ucapku dengan mulut penuh es krim. Cowok itu geleng-geleng geli.

“Say, itu bukan solusi.”


“Memang,” ucapku lagi, masih cuek. Hmm... “Tapi ini buat menghibur diri.”

6 komentar:

  1. Setuju..., menghibur diri emang paling cocok makan es krim :)

    BalasHapus
  2. .ngalir! Tapi jangan rayakan patah hati dengan es krim, dong!!! *ngajak ribut

    BalasHapus
  3. siap2 perut membesar tiap menghibur diri dengan es krim *lirik perut sendiri*

    BalasHapus