Kau
mencari yang hilang
Matamu
kadang tampak nyalang
Apa
yang kau lihat?
Aku
sendiri lebih banyak diam,
enggan
memulai debat.
Apa
yang ingin kau temukan?
Masa
lalu tak mungkin sejajar dengan masa sekarang.
Kita
semua telah berubah.
Sudahlah!
Tak
usah mencari-cari siapa atau apa yang salah.
Ah,
tidakkah kau lelah?
Mengapa
harus merasa kalah?
Semuanya
berbeda.
Suka
tidak suka,
inilah
realita yang harus kau terima.
Tak
banyak lagi yang bisa atau ingin kuceritakan.
Kepingan
masa lalu biarlah tinggal kenangan.
Pelajaran
terpahitku saat itu:
Tak
semua tentangku kamu harus tahu.
Tak
perlu kau selalu mencecar hingga mencercaku.
Jangan
bersedih,
meski
diamku mungkin buatmu pedih.
Aku
takkan menganggapmu musuh,
selama
kau tidak usil dan rusuh.
Dunia
sudah cukup keruh.
Masih
sahabat?
Maaf,
saat-saat itu sudah lewat.
Kita
tak bisa lagi terlalu dekat.
Perbedaan
kita terlalu pekat.
Biarlah
sedikit jarak membuat kita lebih sehat.
Mungkin
akan ada masa itu lagi
dimana
semuanya bisa kembali.
Mungkin
juga tidak dan kita akan baik-baik saja.
Saatnya
dewasa.
Tak
perlulah menganggap ini semua akhir dunia.
R.
(Jakarta,
10 Februari 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar