Rabu, 04 September 2013

"INTERNET, ARTIS, DAN SAYA"

Dengar-dengar Harrison Ford lagi syuting di Jakarta. Untuk film apa?

Ah, entahlah, pikir saya saat membaca twit seseorang yang saya follow beberapa hari lalu. Nanti tunggu saja filmnya keluar. Habis itu bisa saling cerita-cerita sama penduduk Jakarta atau kabar-kabaran dengan teman-teman manca negara: "Harrison Ford made a film in my city!" Hehe, biarin aja dibilang norak.

Bisa dibilang, internet telah mengubah hidup masyarakat seluruh dunia - termasuk saya. Banjir informasi gratis terjadi tiap detik, bukan lagi dalam hitungan bulan, minggu, apalagi hari. Kadang, saking banjirnya kita sampai kewalahan - sulit mengolah mana yang masuk kategori penting, mana yang sebaiknya kita cuekin. Sampai stres dan sakit kepala? Jangan sampai. Tapi kalau sudah terjadi, mungkin ada baiknya Anda matikan dulu komputer dan ponsel pintar Anda dan beristirahat dulu untuk beberapa saat.

Tak hanya artis, kalangan yang 'sok artis' (atau 'celeb-wannabe') juga tak lupa unjuk diri di dunia maya. Kalau lagi nggak ada yang bisa 'dijual' (alias dipromosikan atau dipamerkan), biasanya mereka hobi mengunggah foto-foto barang-barang mewah milik mereka (atau bisa saja yang diakui sebagai milik mereka, alias masih berstatus 'barang impian', hehe) atau pasang status yang rada-rada kontroversial. (Namanya juga usaha cari perhatian. Sah-sah saja, kan?) Perkara orang yang lihat bereaksi positif, negatif, atau bahkan - tidak peduli - urusan belakangan. Sama bebasnya dengan si penulis/pengunggah/pemilik akun.

Jujur, kadang saya tergoda untuk menjadi salah satunya. Haha, harap maklum. Kadang kita bosan terkurung dalam ruangan, sementara di luar jendela - macet di Jakarta makin merajalela. Lupakan hang-out akhir-akhir ini. Kecuali nggak penting-penting banget (atau kepengen banget), lebih baik tidak kemana-mana.

Balik lagi ke soal artis. Berkat internet, fans artis tertentu bisa berinteraksi dengan sang idola kapan saja. Cukup jadi member di fansite atau situs resmi mereka - atau add mereka di Facebook dan follow mereka di Twitter. Tinggal kirim pertanyaan, salam sayang, kritik dan saran, hingga omelan (akibat rasa tidak puas penggemar akan kelakuan sang artis dan semacamnya) ke salah satu jalur yang disebut barusan. Perkara dibalas atau tidak, lagi-lagi urusan belakangan.

Entah bagaimana dengan Anda, ini menyenangkan buat saya. Tiba-tiba mereka tidak lagi terasa 'jauh' dan lebih bisa 'dijangkau' (yah, meski tidak secara fisik juga, sih.) Saya juga mulai bisa memandang mereka sebagai manusia biasa, yang hanya berkarya untuk menghibur dunia. Mereka juga punya hari-hari biasa, dimana mereka senang dekat keluarga saat libur kerja hingga kangen istri-anak saat tur keliling dunia. Mereka juga bukan selalu tipe yang doyan pesta.

Saya ingat saat grup rock favorit saya, Hoobastank, konser akustik di Hard Rock Cafe beberapa tahun silam. (Memang tidak begitu ramai diliput media, tapi saya tidak peduli. Namanya sudah cinta.) Setelah pentas, sebagian anggota sudah cabut ke belakang panggung, kecuali Dan Estrin, sang gitaris yang masih foto-foto sama kasih tanda-tangan ke penggemar. Dengan cueknya, saya hanya menghampiri dia dan bertanya:

"Are you guys coming back?"

"I don't know," jawabnya. (Asli, kita dekat banget - cuma berjarak sekitar lima senti!) Akhirnya, saya cuma mengucap terima kasih dan pulang. Lalu saya menulis liputan konser mereka beserta ucapan terima kasih karena telah sudi datang untuk ketiga kalinya ke Jakarta di FB.(Tak lupa, saya tag note itu untuk anggota band yang punya akun FB dan sudah meng-add saya.)

Sang basis baru mereka, Jesse Charland , yang membaca note saya dan menulis ucapan terima kasih di bagian komen. Senang sekali? Pastinya.

Tak hanya itu, saya juga rajin memberitahu mereka saat saya membeli album baru mereka - atau mengomentari video klip mereka yang baru rilis. Bahkan saya juga pernah iseng bertanya pada vokalisnya, Douglas Robb, lewat Twitter. Dia termasuk yang rajin menjawab pertanyaan para fans di situ.

Saat ada kabar Julia Roberts syuting di Bali untuk film "Eat, Pray, Love" , saya hanya menunggu filmnya keluar. Tak ada niat untuk terbang ke Bali dan melihat prosesnya di sana. Ngapain?

Entah semua ini beneran karena internet, atau hanya saya yang sudah dewasa. Atau mungkin keduanya. Entahlah...

R.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar