Ah,
lagi-lagi kau ingin menyepi
hanya
dengan secangkir kopi
sembari
menekuri baris-baris puisi
bergema
di hati tanpa henti...
Hai,
ada yang berenang dalam kolam benakmu:
Wajah siapakah itu?
Mengapa
hatimu sampai koyak oleh sembilu?
Mengapa
sosoknya terasa mengganggu?
Bah,
lebih baik kau menyepi
hingga
cangkirmu kosong tanpa sisa kopi
sembari
melanjutkan baris-baris puisi
tanpa
harus berhenti...
Tuhan,
tolong hentikan cobaan ini.
Kau
ingin perasaan ganjil ini pergi.
Cinta
ini hanya menyusahkan diri,
berpotensi
mematahkan hati...
R.
(Jakarta,
13/9/2013- 00:26 am)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar