Jangan tanyakan imanku
saat kau rasa aku tak sesuai standarmu
begitu pula sebaliknya
Sepertinya kita memaknai iman dengan cara berbeda
Kau begini, aku begitu
Kau merasa benar, meski aku tak salah selalu
Bisa saja kali ini aku yang menang, meski kau tak sudi kalah
Pada akhirnya, kita hanya sama-sama marah
Jangan tanyakan imanku
Pada akhirnya, kita sama-sama lelah
Mulutmu (dan jari-jarimu) tak henti menghujat
dengan semua sebutan itu
sementara aku malah semakin menjauh,
terlalu malas berdebat denganmu
Tiada lagi dialog dua arah itu
Mungkin kita semua harus kembali belajar
sama-sama diam dan bergantian mendengar
Tidak mudah untuk bersabar
Namun, haruskah amarah begitu membakar
hingga kebencian akhirnya mengakar?
Jangan sampai bangsa ini bubar
hanya karena debat yang tidak kelar-kelar
Sekali lagi, jangan pertanyakan imanku
Cukup saling mendoakan yang baik-baik dan menebarkan kebaikan
daripada merasa paling tinggi sejagat
hingga yang lain langsung dilaknat...
R.
(Jakarta, 14 Juni 2016 - 4:45)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar