Kamis, 09 Juni 2016

"SAAT BERDUKA, SAAT BERANJAK"

(Awas, spoiler buat yang belum nonton serial “Criminal Minds” seputar season 8 -9!)
            Mendadak saya teringat beberapa episode dari serial favorit saya, “Criminal Minds”. Salah satu karakter utama yang sangat saya sukai, dr.Spencer Reid (yang diperankan oleh aktor Matthew Gray Gubler), kehilangan kekasihnya, Maeve. Seorang psikopat membunuh gadis itu tepat di depan matanya, semata akibat sakit hati, rasa iri, dan dendam.
            Tentu saja, trauma akibat peristiwa senaas itu tidak bisa sembuh hanya dalam semalam. Bahkan, setelah Reid sempat cuti cukup lama, perasaan itu masih saja menghantuinya. Sampai-sampai dalam  salah satu episode, dia sempat bertanya pada David Rossi, rekan seniornya di B.A.U. (Behavioural Analysis Unit) di FBI, Quantico:
            “Jadi aku harus apa setelah melewati batas masa berduka yang sesuai kebanyakan orang?”
            Pertanyaan bagus.
            Kebanyakan orang mungkin hanya akan berkomentar: “Sudahlah, move on saja. Hidup terlalu singkat untuk dipakai berduka terus.” Gampang saja, seperti mengganti pakaian atau membeli ponsel baru saat uang sudah ada.
            Memang ada benarnya juga, sih. Tapi, kenyataannya tidak semua bisa dipukul dengan sedemikian rata. Kasusnya beda-beda, begitu pula cara tiap orang berduka. Jangan samakan Anda yang sedih diputuskan pacar karena beda prinsip dengan teman yang bercerai karena salah satu berkhianat, atau kehilangan anggota keluarga karena musibah. Ya, apalagi kalau sudah menyangkut kematian. Memang, kita semua pasti sudah pernah kehilangan seseorang dan tidak ada yang bisa menghindarinya.
            Namun, bagaimana cara menghibur seseorang yang pernah kehilangan sosok tercinta karena peristiwa tragis, seperti kecelakaan, pembunuhan, bunuh diri, hingga kematian mendadak, sementara Anda sendiri belum pernah mengalaminya? (Semoga tidak, ya.) Akankah Anda dengan entengnya menyarankan atau meminta mereka agar segera move on, terutama bila menurut Anda mereka sudah terlalu lama berduka?
            Benarkah?
“Jadi aku harus apa setelah melewati batas masa berduka yang sesuai kebanyakan orang?”
Jawaban Rossi? Tidak ada, kecuali tatapan sedih dalam diam.
Ya, kadang diam dan mendengarkan adalah ekspresi peduli paling tulus, meski mungkin Anda sudah punya jutaan nasihat di kepala yang siap Anda muntahkan untuk mereka kapan saja. Kita tidak bisa selalu memahami, meski peduli. Kadang kita hanya bisa berdoa agar mereka cukup tangguh untuk melalui semuanya.
Ada saat berduka, ada saat beranjak. Lagi-lagi, rentang waktunya berbeda bagi setiap manusia...

R.

(Jakarta, 8 Juni 2016 – 22:15)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar