Entah kenapa kepikiran untuk menulis tentang ini. Mungkin karena sekarang sudah makin banyak contoh ‘ajaib’ seputar orang pintar (dari yang asli pintar sampai yang pintar kw sekian.)
Jadi, inilah mereka:
1. Orang yang (beneran) pintar.
Orang ini bisa kelihatan dari banyak sisi. Juara satu di kelas, juara umum di sekolah, atau IPK selalu di atas 3.5 selama kuliah? Yang pasti, lebih banyak prestasi nyata ketimbang sensasi belaka.
Enggak hanya itu, mereka juga jago menghibur orang, kreatif dalam mendesain karya seni, jagoan olahraga di lapangan, hingga…jago padu-padan dalam hal berpakaian dan dandan. (Nah, tolong jangan nganggep mereka dangkal dulu. Enggak semua orang punya selera fashion yang bagus, lho.)
Apa pun jenis kepintaran mereka, bakalan makin oke bila mereka rela ‘membagi’-nya dengan orang lain yang mau belajar, alias enggak disimpen sendiri. Selain itu, mereka juga pintarnya karena usaha, bukan cuma-cuma. Otak cerdas kalo enggak terus dimanfaatkan sama aja dengan otot lembek akibat jarang (atau malah enggak) olahraga. Ups! *langsung noyor diri sendiri*
2. Orang pintar yang (terlalu) bahagia dengan diri sendiri.
Nggak ada yang salah dengan jadi pintar, apalagi sampai berbahagia karenanya. Selain hidup terasa lebih mudah, yang hormat dan kagum sama kita juga banyak.
Jeleknya? Terlalu bahagia bisa menciptakan kesombongan. Berbagi kepintaran dengan orang lain beda dengan sekadar memamerkannya. Bukan kagum yang didapat, lama-lama malah muak yang melihat.
Haruskah kita membenci sosok macam ini? Menurut saya sih, biarin aja. Mungkin diam-diam mereka belum yakin kalau mereka pintar dan berharga, makanya masih cari-cari pengakuan dengan cara pamer ke mana-mana. Nggak apa-apa, itu hak mereka. Mau sebal, kasihan, atau peduli setan, itu juga hak Anda.
Merasa keganggu? Cuekin aja, selama mereka nggak secara langsung menyakiti Anda. Ya, asal mereka nggak sampai menjadi kategori nomor berikut ini:
3. Orang yang pintar menjatuhkan orang lain di depan umum.
Saya enggak sedang bicara soal adegan slapstick basi, di mana Karakter A sengaja menyandung Karakter B hingga jatuh, lalu ngakak sepuas-puasnya sementara si B mengaduh kesakitan. Untuk orang macam ini, mungkin ada yang akan memberikan pembelaan yang enggak kalah basi dengan adegan di atas:
“Wajar, namanya juga orang pintar.”
Oke, apa IQ di atas 140-sekian berarti legitimasi untuk menghina atau merendahkan orang? Hmm, kok jadi inget psikopat atau sosiopat di film-film thriller psikologi, yah?
Orang pintar yang masuk kategori ini harus hati-hati, apalagi bila dengan enaknya mereka mengatai korban mereka yang marah dengan sebutan “baper” (bawa perasaan). Mungkin mereka bakalan komen begini:
“Enggak usah baper gitu, deh! B ajah. Gue ‘kan cuma bercanda. Abis elo,,,(lemot/terlalu serius/terlalu sensi/dll.), sih.”
Kenapa mereka harus hati-hati? Selain kemungkinan bakalan disumpahin kejedot ampe gegar otak kronis sama korbannya atau disakiti oleh mereka yang mau balas dendam, tipe ini juga berisiko mengalami kemandekan. Karena merasa udah paling pintar daripada yang lain, biasanya mereka malah enggak terpacu untuk memperbaiki dan mengembangkan diri. Padahal, mendiang Steve Jobs aja pernah ngomong gini:
“Stay hungry. Stay foolish.” (Jangan cepat puas. Jangan merasa sudah pintar.)
4. Orang pintar yang enggan kelihatan pintar.
Jenis ini juga terbagi dua lagi. Yang pertama, mungkin mereka hanya ingin merendah. Mereka merasa nggak ada gunanya juga pamer ke mana-mana atau bahkan masih merasa kurang pintar. Jadi, lebih baik mereka diam-diam mengembangkan diri, sampai saatnya mereka sudah cukup pede untuk unjuk gigi.
Yang kedua justru jenis yang paling berbahaya, yaitu yang diam-diam karena punya ‘agenda terselubung’ atau modus. Biarin aja banyak orang yang menganggap mereka bego, nggak ngerti apa-apa, dan diam saja pas di-bully. Justru ‘penyamaran’ mereka semakin sempurna berkat anggapan miring orang-orang tersebut.
Jangan senang dulu bila Anda merasa di atas angin karena pernah merendahkan orang lain, karena bisa saja balasan dari mereka akan lebih mengerikan. Ya, karena diam-diam mereka telah merencanakannya dengan super matang, termasuk menghitung jumlah ‘dosa’ Anda selama menyakiti mereka.
Pokoknya, tipe ini juga termasuk kalem dan hati-hati dalam berucap hingga bertindak.
5. Orang pintar…dengan tanda kutip. (Baca: “pintar”.)
Ada yang berusaha kelihatan pintar dengan cara-cara ‘ajaib’. Mulai dari sengaja dandan super rapi kayak karakter nerd/kutu buku di film-film – lengkap dengan kaca mata (padahal mata mereka masih sehat-sehat saja.) Ada yang sengaja bawa buku-buku tebal ke mana-mana. (Perkara itu buku beneran dibaca dan dimengerti, urusan belakangan.)
Begitu pula saat berdiskusi atau berdebat dengan orang ini. Entah kenapa, mendadak ragam definisi maupun istilah canggih, alias ‘kelas berat’ kayak tesis anak S2 keluar semua dari mulut mereka. Jika Anda termasuk orang awam dan langsung minder mendengarnya, wajar saja. Mungkin mereka sedang berusaha kelihatan pintar, alias mengidap ‘superiority complex’. (Duh, saya kok jadi ikutan, ya?)
Yang menggelikan bila terbukti bahwa mereka sebenarnya enggak ngerti-ngerti amat dengan semua jargon tersebut…atau bahkan salah menempatkannya pada konteks percakapan. Waduh.
Untuk yang satu ini, enggak usah benci-benci amatlah sama mereka. Biasa aja. Kalau peduli, bisa kita kasih tahu baik-baik bahwa mereka enggak perlu sedemikian rupa hanya buat bikin kita terkesan. Kalau enggak, diamkan saja.
Ada juga yang “pintar” karena “pemberian lebih” berupa indera ketiga. Nah, ada yang menggunakannya dengan niat menolong orang lain, ada yang malah menyalahgunakannya untuk mengambil keuntungan dari orang lain. Apa pun itu, buat saya percaya sama Tuhan tetap harus nomor satu.
Apakah semua orang bisa pintar? Bisa, meski mungkin kadarnya berbeda dan keahlian yang mereka kuasai juga tidak sama. Namanya juga manusia. Pasti ada ragamnya, dong.
Tapi, jangan harap semuanya bisa didapat dengan cara instan. Kebetulan, saya jadi ingat karakter kekasih dr. Reid (Matthew Gray-Gubler), dr. Maeve Donovan (Beth Riesgraf) dalam serial favorit saya, “Criminal Minds”. (Awas, spoiler buat yang belum nonton episode ini!) Sebelum mati, Maeve sempet ngomong gini sama penjahatnya:
“Genious is hard work.” (Jenius itu hasil kerja keras.)
Orang pintar sih, banyak. Cuma, berapa yang benar-benar berkualitas hingga bermanfaat bagi orang lain, alias nggak cuma jadi bully yang tambah bikin keruh suasana?
Mau jadi orang pintar macam apa? Seperti biasa, selamat memilih dan bertanggung jawab.
R.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar