Rabu, 20 Mei 2015

"KISAH DAGING DAN ANJING"

Aku bak sebongkah daging
segar menggiurkan di matamu
Matamu melebar bak mata lapar si kucing
atau mungkin juga anjing
Yang mana persisnya, aku tak tahu

Lidahmu terjulur
menetes-neteskan air liur
Matamu liar dan terlalu jujur
Moralmu kehilangan tolak ukur
sementara aku hanya ingin kabur

Bisa jadi rapat aku terbungkus
namun kau tetap ingin mengendus
Ah, kau selalu salahkan naluri
yang alami, minta dimaklumi dan dikasihani
meski kerap menggelapkan nurani

Bila bagimu aku tak lebih dari sebongkah daging,
jangan-jangan kau memang seekor anjing!

R.

(Jakarta, 20 Mei 2015 – 16:50)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar