Kita
semua sudah tahu bahwa trend selalu
berganti. Lajunya pun cepat sekali. Ada yang rajin mengikuti, biasa saja, atau
malah tidak peduli.
Kalau Anda termasuk yang mana?
Pemburu trend sejati, yang biasa saja, atau yang tidak peduli? Ngomong-ngomong
soal pemburu trend, apakah Anda yakin Anda seorang pemburu – bukan sebaliknya?
Entah kenapa, dari dulu saya bukan
maniak trend. Kalau sudah suka sama satu hal, saya akan setia meski dibilang
ketinggalan zaman, kuper, dan celaan merendahkan lainnya. Selain itu, saya juga
tidak akan repot-repot membeli sesuatu atau mencoba kegiatan baru yang lagi
(dianggap) nge-hits atau happening banget,
bila dirasa memang tidak perlu atau saya sama sekali tidak tertarik.
Seperti waktu BlackBerry baru mulai trend. Saya pernah dikomentari rekan kerja: “Ngapain masih pake hape jadul? Ketinggalan
banget lo!” Reaksi saya? Hanya senyum dan berlalu. Sebodo’ amat! Kalau saya
sendiri memang merasa belum perlu ganti ponsel, lantas dia mau apa?
Akhirnya saya baru membeli BlackBerry saat ponsel lama saya rusak.
Itu pun saat orang-orang mulai beralih memakai Android. Ketinggalan lagi? Pastinya. Bahkan saat BlackBerry saya akhirnya bernasib sama
dengan ponsel sebelumnya, baru saya beralih memakai Android. Sementara itu, yang punya budget lebih sudah mulai memakai i-Phone, apalagi yang i-Phone
6.
Terus?
Saya harus panik kayak kambing kebakaran di jenggot, begitu? (Apalagi saya juga
nggak pernah terlahir dengan jenggot, jadi bagaimana, dong?)
Nggak apa-apa sih, bagi yang memilih
untuk terus mengikuti trend. Saya enggan menghakimi, berhubung saya sendiri
juga tidak sudi dihakimi. Saya hanya bukan tipe yang suka membuang-buang waktu,
tenaga, biaya, pikiran, dan perasaan belaka demi menuruti ego semata – mengejar
sesuatu yang tak pernah pasti. Jangan sampai acara memburu trend atas nama ‘harga diri’ (alias biar dianggap atau
berasa ‘eksis’) berakibat kehilangan
jati diri. Toh, tidak semua harus diikuti, karena belum tentu juga cocok dengan
selera atau sesuai kebutuhan pribadi. Pada suka selfie? Ya, sudah. Mungkin ada juga yang lebih memilih foto-foto
latar lokasi daripada muka-muka beragam seringai. Mungkin ada juga yang memilih
menjadikan foto-foto mereka koleksi pribadi, alias tidak perlu dipamerkan
sana-sini.
Jadi, kapan mau berhenti jadi budak
trend?
R.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar