Sabtu, 05 September 2015

#CSW-CLUB DIARIES 7: "MATAHARI TERBIT"

Yang gemar bangun pagi biasanya memulai hari dengan menyambut terbitnya matahari. (Tergantung agama dan kepercayaan masing-masing, ada juga yang seakan 'balapan' sama matahari - alias dulu-duluan bangun!)
Alasan mereka yang senang (dan sudah terbiasa) bangun pagi? Selain bikin badan terasa segar, hari jadi terasa lebih panjang dan banyak yang bisa dilakukan. Banyak pekerjaan yang bisa segera diselesaikan hari itu juga. Berbeda dengan mereka yang lebih senang / memilih bangun siang atau bahkan terpaksa bekerja dengan jam 'kalong'. Alamat bisa tidur seharian, sementara yang lain bekerja.
Bagi yang hidup di negara tropis macam Indonesia, bersyukurlah. Jatah sinar matahari pagi bisa dibilang stabil sepanjang tahun, kecuali mungkin pas musim hujan. Berbeda dengan mereka yang tinggal di negara empat musim, yang belum tentu bisa menikmati cerahnya sinar matahari pagi setiap hari. Selain dingin juga tidak terang-terang amat!
Nikmatilah terbitnya matahari pagi, selama masih diberi kesempatan tersebut. Bagi beberapa orang, bisa jadi itu merupakan pagi terakhir mereka di dunia. Seperti sosok Aylan Kurdi, bocah berkaus merah dan celana pendek biru yang terdampar di pantai saat keluarganya berusaha mengungsi ke tempat yang lebih baik - meninggalkan tanah kelahiran mereka yang digolak oleh perang...
Kita tidak pernah tahu...
R.

            (Jakarta, 5/9/2015 – 22:24. Ditulis berdasarkan diskusi apik dalam pertemuan The Couchsurfing Writers’ Club pada tanggal 3 September 2015, pukul 20:00 di Goedkoop, Bendungan Hilir, Jakarta Selatan. Tema: “Matahari Terbit / Sunrise”.) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar