Kamis, 14 April 2016

"6 ASUMSI UMUM ORANG INDONESIA TENTANG CEWEK YANG (SELALU KELIHATAN) SENDIRIAN..."

Sebagai cewek yang sering (kelihatan) jalan sendirian, pasti sudah kenyang banget dong, dengan komentar yang itu-itu saja? Sering ingin menyahut pedas, tapi ngapain juga? Banyak juga yang memilih cuek. Biarkan orang berpikir sesuka mereka. Toh, saya merasa tidak perlu menjelaskan apa-apa - apalagi sampai segalanya. Urusan saya ya, urusan pribadi saya. Sekian dan terima kasih.
Ini dia enam (6) asumsi umum orang Indonesia tentang cewek yang (selalu kelihatan) jalan sendirian (apalagi malam-malam):
1. Tidak punya teman.
"Sendirian aja? Temennya mana?" Itu merupakan sapaan khas yang lazim diterima, terutama saat berkunjung ke tempat baru. Mungkin niat yang ngomong hanya untuk ramah-tamah, cuma bisa jadi agak 'ganggu' bila keseringan. Misalnya, gara-gara sering ke tempat yang sama sendirian, sapaan yang diterima jadi begini:
"Perasaan saya lihat Mbak sendirian terus, deh. Nggak apa-apa, tuh?"
Kalau lagi nggak mood alias merasa terganggu, jangan heran bila mendengar jawaban saya:
"Saya sehat-sehat saja. Mas/Mbak udah pernah coba sendirian?"
Galak? Biar saja. Yang penting nggak terlalu diusilin. Mungkin karena kultur orang Indonesia yang pada dasarnya memang doyan kumpul, baik dengan keluarga atau teman. Nggak ada yang salah. Cuma, ada kalanya seseorang - mau cowok atau pun cewek - memang lagi butuh sendiri. (Apalagi bila kebetulan Anda penulis yang lagi cari inspirasi.) Saya masih suka sih, kumpul-kumpul sama teman dan keluarga. Tapi, tidak berarti setiap saat harus sama mereka, 'kan?
2. Dianggap aneh atau kesepian, hingga depresi.
Bolehlah menyukai sinetron, telenovela, opera sabun, dorama (drama Jepang), atau K-drama (drama Korea) yang lagi ngetop-ngetopnya, sampai-sampai otomatis berasumsi bahwa cewek yang lagi duduk sendirian di kedai kopi dengan secangkir latte di depannya itu pasti sedang sedih, baru putus cinta, atau sejenisnya. Kalau tidak kenal-kenal amat, tidak usah sotoy (sok tahu) kalau tidak mau malu karena salah. Bisa saja cewek itu lagi cari ketenangan. Mungkin saja saat itu dia lebih berbahagia begitu, daripada kumpul-kumpul sama orang banyak, tapi buntutnya malah merasa tidak nyaman gara-gara ada yang memamerkan kesuksesan atau kekayaan...atau malah menggosipkan orang! Males banget, 'kan?
Pernah ada juga yang terang-terangan menyebut saya aneh. (Banyak malah! Hahaha.) Saya hanya tertawa. Terserah mereka. Belum tentu juga mereka berani melakukan hal yang sama. Tidak perlu membuktikan apa-apa.
3. Sering dikira masih lajang.
Contoh1:
Tukang ojek: "Neng, masih sendirian?"
Saya: "Emang kenapa Abang mau tahu?"
Tukang ojek: "Kalau masih sendirian, Abang lagi sangat butuh pendamping, nih!"

Contoh2:
Mbak penjual soto: (mengangguk pada abang tukang sate sebelum tersenyum pada saya) "Belum punya istri itu, Mbak."
Saya: (menaikkan sebelah alis) "Terus? Buat Mbak aja kalo Mbak sendiri diem-diem 'ngebet. Pake nyebut-nyebut 'belum punya istri segala'."
Begitulah. Bahkan orang tak dikenal yang putus-asa pun nekat melamar dan orang tak dikenal lainnya sampai berani asal menjodohkan. Lucu sekali, bukan?
4. Kalau nggak dikira lajang, dikira punya pacar/suami yang tidak mengurusi.
"Kok sendirian aja? Pacar/suaminya mana?" (Terjemahan: "Harusnya Mbak ditemenin pacar/suami.")
Aduh, capek banget ya, meladeni orang kepo? Mau Anda cewek lajang, sudah punya pasangan, baru putus/cerai, baru ditinggal wafat, sapaan sotoy nggak kira-kira itu kadang bikin pengen 'menerbangkan' sepatu ke muka yang ngomong. (Eh, jangan! Sayang sepatunya.)
5. Tidak butuh siapa-siapa.
Wooii...mikirnya nggak usah sampai sejauh itu, kali! Biasa aja. Nggak usah lebay. Memang darimana situ tahu? Hati-hati, karena fitnah lebih kejam dari pembunuhan, lho. Tidak perlu nyinyir juga dengan bilang: "Wah, pasti feminis. Perempuan mandiri, gak butuh laki-laki..."
Kalau cewek itu memilih sendirian karena tidak tahan dengan sosok seksis dan posesif yang bikin sesak napas, saya mah, tidak heran. Tapi soal tuduhan 'tidak butuh siapa-siapa' itu mending Anda tarik lagi, deh. Cewek itu pasti masih butuh, tapi bukan sembarang orang. Boleh dong, milih? Pertanyaannya: apakah mereka cukup bisa bikin cewek itu merasa aman hingga akhirnya membutuhkan?
6. Dianggap 'cari mati'.
Sedih, zaman ini masih ada saja yang berpikir primitif dan ekstrim seperti ini. Cewek yang lagi sendirian selalu (dianggap) jadi sasaran kejahatan termudah. Kalau sampai kejadian (amit-amit!), yang salah ceweknya? Bukan! Yang salah penjahatnya. Bagaimana, sih? Selama masih banyak yang merasa sah-sah saja mengganggu cewek yang lagi sendirian di jalan, mau cewek se-Nusantara dikurung di rumah pun juga percuma. Bukan alasan!
Lagipula, banyak juga kok, cewek yang jago bela diri sekarang. Kalau masih sayang sama ibu/istri/saudari/putri/sahabat perempuan, jangan suka jahat sama perempuan lain, deh. Ingat, itu bisa saja kejadian sama perempuan yang Anda kenal, siapa pun mereka. Lain cerita bila sayangnya Anda sudah jadi bedebah dengan nurani yang buta.
Sayang sekali, asumsi-asumsi orang Indonesia seputar cewek yang sering (kelihatan) jalan sendirian masih belum 'kreatif', alias mandek di sini-sini saja. Kalau ada yang mengira kami ibarat agen rahasia, mata-mata, atau gadis berkekuatan super, mungkin bakalan lebih lucu dan seru. Mungkin juga tidak ada yang akan mengganggu.
R.
(Jakarta, 14 April 2016 - 12:15)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar