Aku adalah manusia terakhir
di kota ini. Saat ini, aku tengah bersembunyi dalam sebuah bunker di bawah lantai rumahku. Persediaan makanan menipis. Entah
berapa lama lagi aku dapat bertahan sendirian begini. Bantuan belum juga
datang. Peralatan komunikasi sudah dirusak semua dengan brutal.
Ini mungkin akan menjadi catatan terakhirku. Di luar
sana, anarki tengah merajalela. Lucunya, kali ini bukan gara-gara manusia.
Maaf, tidak lucu sebenarnya. Mengerikan malah.
Ada yang bilang, pemanasan global yang semakin parah
memicu perubahan perilaku dan anomali fisik para binatang di luar sana. Sebuah
lompatan evolusi yang ekstrim. Namun, ada juga yang berteori begini:
Ini gara-gara program rahasia pemerintah berupa percobaan
ilegal pada semua jenis binatang yang dapat mereka temukan di seluruh dunia.
Entah bagaimana caranya, mereka telah menyuntikkan sel-sel yang dapat
mengembangkan ‘kecerdasan buatan’ atau
AI (Artificial Intelligence) ke dalam
otak para binatang. Jika memang benar adanya, maka mereka telah berani
menentang takdir dengan mengubah ciptaan Tuhan.
Ya, aku berada di zaman semua binatang dapat berbicara,
layaknya manusia. Besar, kecil, liar, jinak, berbisa, bercakar, berbulu,
bersisik...semuanya. Seorang lelaki sampai mati terkena serangan jantung
gara-gara anjing peliharaannya mendadak mengajaknya bicara.
Lalu, serangkaian kekacauan pun tercipta. Rupanya,
terlalu lama mereka menyimpan dendam, berabad-abad pula – dengan kisah-kisah
penindasan manusia terhadap manusia yang diceritakan tiap generasi. Tahu-tahu
banyak yang mogok, enggan menjadi binatang peliharaan. Berikutnya mereka
menuntut hak pendidikan dan kesetaraan. Bahkan sampai ada partai khusus
binatang di kancah politik segala.
Ketika Singa akhirnya terpilih menjadi gubernur, keadaan
benar-benar berubah – terbalik 180
derajat! Mereka ingin menghancurkan semua bangunan beton dan kembali
membangun hutan belantara. Para napi di penjara dijadikan santapan singa,
macan, dan para karnivora lainnya. Lumayan, tingkat kriminalitas akibat manusia
langsung menurun tajam. Tapi...
Manusia yang masih hidup adalah manusia yang ‘tunduk’. Menjadi budak, peliharaan,
atau...
“AAARRRGGGHHH!!!”
Atap bunker jebol. Terdengar dengusan
bercampur geraman. Buku tulis dan pena itu terjatuh di lantai, terciprat darah.
Tak lama, terdengar debuman keras saat delapan pasang kaki besar meloncat
kembali ke atas, meninggalkan bunker yang
kini sunyi total...
Imajinasi yang liar... :)
BalasHapusHehe, makasih
Hapus