Sabtu, 16 April 2016

"CATATAN TERAKHIR"

Aku adalah manusia terakhir di kota ini. Saat ini, aku tengah bersembunyi dalam sebuah bunker di bawah lantai rumahku. Persediaan makanan menipis. Entah berapa lama lagi aku dapat bertahan sendirian begini. Bantuan belum juga datang. Peralatan komunikasi sudah dirusak semua dengan brutal.
            Ini mungkin akan menjadi catatan terakhirku. Di luar sana, anarki tengah merajalela. Lucunya, kali ini bukan gara-gara manusia.
            Maaf, tidak lucu sebenarnya. Mengerikan malah.
            Ada yang bilang, pemanasan global yang semakin parah memicu perubahan perilaku dan anomali fisik para binatang di luar sana. Sebuah lompatan evolusi yang ekstrim. Namun, ada juga yang berteori begini:
            Ini gara-gara program rahasia pemerintah berupa percobaan ilegal pada semua jenis binatang yang dapat mereka temukan di seluruh dunia. Entah bagaimana caranya, mereka telah menyuntikkan sel-sel yang dapat mengembangkan ‘kecerdasan buatan’ atau AI (Artificial Intelligence) ke dalam otak para binatang. Jika memang benar adanya, maka mereka telah berani menentang takdir dengan mengubah ciptaan Tuhan.
            Ya, aku berada di zaman semua binatang dapat berbicara, layaknya manusia. Besar, kecil, liar, jinak, berbisa, bercakar, berbulu, bersisik...semuanya. Seorang lelaki sampai mati terkena serangan jantung gara-gara anjing peliharaannya mendadak mengajaknya bicara.
            Lalu, serangkaian kekacauan pun tercipta. Rupanya, terlalu lama mereka menyimpan dendam, berabad-abad pula – dengan kisah-kisah penindasan manusia terhadap manusia yang diceritakan tiap generasi. Tahu-tahu banyak yang mogok, enggan menjadi binatang peliharaan. Berikutnya mereka menuntut hak pendidikan dan kesetaraan. Bahkan sampai ada partai khusus binatang di kancah politik segala.
            Ketika Singa akhirnya terpilih menjadi gubernur, keadaan benar-benar berubah – terbalik 180 derajat! Mereka ingin menghancurkan semua bangunan beton dan kembali membangun hutan belantara. Para napi di penjara dijadikan santapan singa, macan, dan para karnivora lainnya. Lumayan, tingkat kriminalitas akibat manusia langsung menurun tajam. Tapi...
            Manusia yang masih hidup adalah manusia yang ‘tunduk’. Menjadi budak, peliharaan, atau...

            “AAARRRGGGHHH!!!”

            Atap bunker jebol. Terdengar dengusan bercampur geraman. Buku tulis dan pena itu terjatuh di lantai, terciprat darah. Tak lama, terdengar debuman keras saat delapan pasang kaki besar meloncat kembali ke atas, meninggalkan bunker yang kini sunyi total...


2 komentar: