Aku ingin di sana
saat kau tiba
menyambut yang tercinta
sebelum bersama selamanya.
Mungkin ini terdengar gila.
Bagi mereka, aku munafik luar biasa.
Tapi aku ingin mata ini terbuka
melihatmu tersenyum bahagia.
Akankah kubisa tersenyum jua?
Demi kamu, akan kucoba.
Tidak mudah, namun aku enggan menyerah.
Aku yakin aku bukan sosok yang kalah.
Mungkin ini aneh tapi nyata.
Akulah anomali di luar sana.
Kamu tak pernah salah,
karena kamu berhak bahagia
dan aku akan baik-baik saja.
R.
(Jakarta, 2 Februari 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar