Apa
yang terbersit di benak Anda saat mendengar “strength
at workplace”? Bukan sekedar kuat, namun juga teguh. Tidak hanya bekerja,
namun juga berkarya.
Semua orang bisa kuat secara fisik
(atau mungkin pura-pura ‘kuat’.)
Namun, berapa yang teguh – alias bersungguh-sungguh? Banyak juga yang bekerja,
tetapi berapa yang benar-benar berkarya? Semua itu tergantung Anda.
Ada beberapa kiat untuk terus teguh
dalam berkarya, terutama di tempat kerja:
1.Cintai dulu pekerjaan Anda.
Bagaimana bisa teguh dalam berkarya,
bila (berusaha) mencintai pekerjaan saja tidak? Banyak faktor yang membuat
seseorang seperti ini. Mungkin Anda termasuk orang yang senang bekerja, namun
hanya sekedar bekerja – asal dapat uang (kalau bisa banyak).
Tak heran, antusiasme dalam bekerja
memudar seiring waktu berjalan. Berbeda bila kita benar-benar ingin berkarya,
bukan asal bekerja.
Mungkin saat ini Anda bekerja
(hanya) karena uang, sembari berusaha meraih impian sejati (passion) Anda. Tidak apa-apa, selama
Anda ingat tujuan utama Anda dalam hidup dan berpegang teguh pada prinsip.
2.Punya tujuan yang jelas.
Untuk apa Anda bekerja? Mengapa Anda
bekerja di tempat itu? Apakah pekerjaan itu memang pilihan (sejati) Anda?
Yang paling penting, bila Anda
memang benar-benar menyukai pekerjaan tersebut (atau suka bekerja di kantor
itu), kontribusi apa yang ingin Anda sumbangkan pada perusahaan?
Pertanyaan-pertanyaan di atas
mungkin kerap Anda baca di artikel-artikel lain dengan tema serupa. Bila Anda sudah
bisa menjawab semuanya dengan mantap, maka Anda akan tahu langkah berikutnya.
3.Percaya pada (kemampuan) diri sendiri.
Okelah, mungkin Anda tetap harus
mempertimbangkan saran-saran dari sana-sini. Namun, pada akhirnya, Anda-lah
yang harus memutuskan langkah yang harus diambil – yang dirasa tepat untuk
memperkuat diri dan mentalitas Anda di lingkungan kerja. Hanya Anda-lah yang
bisa – dan harus – melakukannya.
Tidak perlu terlalu memusingkan
komentar-komentar ‘miring’ dari pihak
luar yang diam-diam semangat ingin ‘menjegal’
Anda, karena terancam oleh sepak-terjang Anda. (Maklum, namanya mereka juga
penggemar drama bernama ‘politik kantor’!
Nggak usah gampang terpancing sama manusia-manusia yang haus perhatian dan gila
pengakuan.) Kalau Anda merasa tidak bersalah, ngapain juga harus takut? Toh,
rezeki di tangan Tuhan!
4.Tahu kapan harus beristirahat.
Jangan mentang-mentang (merasa)
kuat, Anda lantas bekerja tanpa henti. Meski sangat cinta dengan pekerjaan Anda
sekarang, ada kalanya Anda butuh istirahat – meski sejenak. Sebisa mungkin
hindari membawa pekerjaan pulang. (Kalau pun terpaksa, harap dicicil – alias jangan
terlalu banyak sampai-sampai mengorbankan jam tidur Anda!) Akhir pekan harusnya
untuk waktu bersama keluarga dan teman.
Idealnya sih, begitu. Namun,
bagaimana bila sulit?
Manfaatkanlah cuti yang disediakan
oleh kantor. Liburlah untuk beberapa saat, untuk me-recharge tenaga Anda.
5.Jangan mentok di situ-situ saja.
Pada dasarnya, manusia butuh
berkembang. Sediakan waktu luang dan tenaga (dan mungkin juga biaya, bila
perusahaan tidak membiayai) untuk menambah ilmu lagi, entah berupa kuliah
khusus karyawan, kursus singkat, atau ikut seminar. Siapa tahu ada yang dapat
menunjang karir Anda. Kalau pun tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang
tengah Anda tekuni sekarang, kenapa tidak – kalau Anda memang suka? Anggap saja
Anda tengah berinvestasi untuk menambah keahlian di kemudian hari.
Pasti masih banyak lagi kiat-kiat untuk
meningkatkan ‘strength at work’, agar
kita senantiasa teguh dalam berkarya. Mungkin Anda bisa mencari yang dirasa
lebih cocok untuk Anda. Lagipula, tiap orang berbeda-beda.
Yang jadi pertanyaan: maukah Anda
maju, agar senantiasa teguh dalam berkarya – baik di lingkungan kerja maupun
masyarakat?
Selamat mencoba!
R.
(Jakarta, 11 Maret 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar