Waktu seakan membeku
saat mata kita bertemu.
Inikah saat terakhir itu?
Kita bicara
meski kalah oleh suara
gemuruh gejolak jiwa
menulikan telinga.
Andai waktu sungguh mampu
membeku,
akankah kita ikut membatu?
Selamanya, tanpa perlu
berlalu.
Ssh, diamlah.
Kita telah kalah.
Realita ngotot ingin berdiri
di tengah,
meski hati ini belum jua
lelah.
Jangan menangis, sayang.
Mungkin ini hanya cobaan.
Mungkin semua akan berbeda
di masa depan...
R.
(Jakarta, 5 November 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar