Kau pernah bertanya:
Mengapa aku berselimut sepi?
Apakah aku bahagia
meski hanya sendiri?
Ah, kau tak mengerti.
Nasib kita berdua berbeda.
Kau telah memiliki tambatan
hati,
sementara jiwaku masih bebas
mengembara.
Haruskah aku menderita?
Ah, tidak juga.
Semua tergantung pilihan
rasa.
Aku hanya enggan (terus)
bermuram-durja.
Jangan cemas, kawan.
Aku baik-baik saja.
Seperti ucapmu malam itu:
Takdir hanya Tuhan Yang Maha
Tahu.
R.
(Jakarta, 6 Oktober 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar