Ada lelah di matanya
gundah yang terlalu lama.
Semua karena kamu, sayang,
kamu yang sembarangan.
Ah, kamu tak tahu apa-apa.
Terlalu muda untuk mengerti
cinta.
Aku terdiam menahan geram,
murka atas sikapmu yang
serampangan.
Saatnya kau lepaskan dia.
Kau belum bisa disebut pria.
Hanya bocah yang tahu
senang-senang,
belum pernah ditampar realita
kehidupan.
Sayang, dia pun masih belum rela
masih sudi berjuang demi cinta.
Drama ini entah sampai kapan,
mungkin hingga Tuhan melempar
jawaban!
R.
(Jakarta, 23 Juni 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar