Minggu, 15 Mei 2016

"MENGAPA AKU OGAH MEMAKAI JASA OJEK PANGKALAN DI BLOK M LAGI"

Siang itu siang teraneh dalam hidupku...
Paginya, aku bertemu salah satu temanku di salah satu mal terbesar di ibukota. Hanya sebentar, sebelum akhirnya kami berpisah. Aku naik bus Trans-Jakarta menuju Blok M.
Minggu siang itu terasa panas. Biasanya aku lanjut naik bus non-AC sampai daerah rumahku. Namun, entah kenapa, rasa malas tengah melanda. Jadi, ku-charter saja ojek. (Sayang, waktu itu belum ada aplikasi online untuk memesan ojek.)
Di tengah perjalanan, si abang ojek mendadak nanya begini:
"Neng, lagi sendirian?"
Hah? Kupikir, jayus amat ini orang. Mana mungkin kita boncengan naik motor bertiga? Mau ditilang apa?
"Kalo hantu yang terbang di atas kepala saya ikut dihitung, berarti jawabannya enggak," jawabku asal. Eh, si abang ojek malah tertawa.
"Ah, si Eneng bisa aja," katanya. "Enggak, maksud Abang si Eneng masih sendiri atau sudah ada yang punya."
Deg! Mendadak perasaanku tidak enak. Apalagi kebetulan kita mulai lewat jalan sepi. Hiiih, jangan-jangan dia memang sengaja lagi!
"Kalo masih sendiri kenapa, kalo udah enggak kenapa?" tanyaku, sengaja mengulur-ulur waktu. Lagipula juga usil amat, tanya-tanya soal pribadi begitu! Aku juga tidak suka dengan pilihan kata si abang ojek tadi. 'Sudah ada yang punya?' Memangnya aku properti berjalan, apa?
"Saya lagi sangat butuh pendamping."
HAH?! Nyaris saja aku sukses terguling dari motor. Belum habis rasa kagetku, mulailah si abang ojek nyerocos. Katanya sudah pernah diselingkuhi tiga kali, punya usaha sendiri dan rumah pribadi, hingga sudah pernah naik haji.
Aduh, bagaimana caraku kabur dari sini?
Akhirnya pura-pura kulirik HP. Lalu, mendadak aku berseru: "Bang, ke Gandaria City aja, deh."
"Lho, gak jadi pulang, Neng?"
"Udah ditunggu tunangan saya sama orang tuanya." Aku bohong, tapi apa boleh buat. Orang ini menakutkan.
"Tunangan?" Wajah si abang ojek sekarang jelas-jelas kelihatan kecewa. Bodo amat. "Neng, gak bohong, 'kan?"
"Pokoknya ke Gandaria City sekarang!" perintahku tegas. Males banget. Bohong atau tidak bukan urusan elu!
Si abang ojek diam sepanjang perjalanan. Baguslah. Eh, sampai di tujuan, mendadak dia minta tambahan ongkos. Alasannya jauh. Basi banget, karena rumahku sebenarnya lebih jauh. Tapi sudahlah, asal aku bisa menyingkirkannya dengan segera. Malas juga berlama-lama. Seram.
"Makasih, sayang. Muahh!" Si abang ojek memonyongkan bibirnya, kayak dia pacarku yang mau kasih cium jauh saja. Bah, aku langsung kabur ke dalam dan ke toilet terdekat.
Mau muntah. Huekk!!
Sejak itu, aku ogah pakai jasa ojek pangkalan di Blok M. Untung sekarang banyak pilihan.
R.
(Jakarta, 13 Mei 2016 - untuk Tantangan Menulis dalam Pertemuan Klub Menulis Couchsurfing Jakarta di Excelso, Sarinah - Thamrin. Topik: "lamaran".)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar