“Kenapa sih, kamu nggak mau panjangin
rambutmu aja? Biar lebih kayak perempuan, gitu!”
Jane
sudah muak mendengar komentar semacam itu jutaan kali. Dari kerabat setiap
acara keluarga, teman-teman SMA, teman-teman kuliah...hingga sekarang,
teman-teman kantor. Alasan mereka beragam, meski intinya sama saja.
“Rambutmu
pasti lebih keren kalo panjang. Kamu juga bakalan kelihatan lebih cantik.”
Jujur,
Jane benci sekali. Kenapa banyak orang harus begitu usil? Suka-suka dia dong,
mau berambut pendek atau panjang. Mau Jane mengecat rambutnya pirang atau merah,
mereka mau apa?
Bisa nggak sih, seorang perempuan
bernapas lega sehari saja, tanpa harus berurusan dengan mereka yang merasa
lebih berhak mengatur-atur keseluruhan hidupnya?
Bisa nggak sih, seorang perempuan
hidup tanpa harus merasa takut atau terancam karena pilihan hidupnya?
Ah, mereka tidak akan pernah
mengerti. Biarlah mereka menilainya sesuka hati. Jane sudah lelah setengah-mati.
Mereka merasa sudah tahu segalanya. Jane tidak berutang penjelasan apa-apa pada
mereka.
*****
Malam itu, ruangan yang luas di
sebuah rumah itu terisi oleh sekumpulan orang. Mayoritas perempuan. Seorang
perempuan berkaca mata tersenyum lembut dan penuh pengertian pada mereka.
“Untuk sesi kali ini, ada yang mau
berbagi cerita?” Satu tangan terangkat. “Silakan, Jane.”
“Hai, nama saya Jane.”
“Hai, Jane.”
“Waktu itu, saya masih SMP.”
Perempuan berambut pendek itu tersenyum getir, membayangkan dirinya dulu:
ceria, berseragam, dan berambut panjang. “Saya pulang terlambat sore itu karena
les matematika. Saya tidak sempat melihat mereka. Hanya, tiba-tiba saja...ada
yang menjambak rambut saya dari belakang...”
Jane berhenti. Meski pandangannya
kini mengabur, dia masih bisa mendengarnya: isak tangis beberapa hadirin.
Tangis yang mirip tangisan ibunya malam itu di ICU.
“Jane?” tanya perempuan berkaca mata
itu dengan prihatin. Namun, Jane masih diam. Di benaknya, masih ada versi
mudanya dulu yang naas sore itu: terkapar di pinggir jalan sepi, berlumuran
darah. Seragamnya robek dan wajahnya penuh lebam. Ada nyeri yang teramat sangat
di antara tungkainya...
masih belum kuat hubungan antara keengganan Jane berambut panjang dengan trauma perkosaan yang dialaminya. :)
BalasHapus