Sabtu, 11 Januari 2014

"BEDA 'FAMOUS' SAMA 'NOTORIOUS' "

Oke, mungkin ini juga karena profesi saya sebagai pengajar bahasa Inggris. Saya jadi mengenal konotasi dalam bahasa.
            Pertama, kata ‘populer’ (atau ‘popular’ dalam bahasa Inggris) memiliki makna denotatif, yaitu netral. Artinya sama dengan ‘terkenal’ (atau ‘well-known’ ). Bila disandingkan dengan istilah lain, yang sama juga ‘famous’.
            Bagaimana dengan ‘infamous’ atau ‘notorious’? Yang membedakannya dengan ‘famous’ tak hanya imbuhan awal (prefix) ‘in-‘ pada ‘infamous’, tapi juga konotasinya. ‘Famous’ berarti terkenal karena hal-hal yang (biasanya) baik. Misalnya: aktivis sosial yang mengajar di daerah-daerah tertinggal. Politisi yang tidak sekedar janji-janji, tapi memberikan bukti. Artis yang bisa menjadi panutan untuk berbuat baik dan bersikap positif. Sebut saja. Saya percaya masih banyak contohnya.
            ‘Infamous / notorious’ kebalikannya, yaitu terkenal...tapi bukan dengan cara yang baik. Misalnya: politisi tukang korupsi (yang tampaknya sekarang sudah tidak malu-malu lagi dan bahkan tidak peduli.) Artis yang hobi menebar sensasi daripada menunjukkan bakat yang nyata. Tukang cela lewat media sosial, tanpa peduli banyak perasaan orang yang terluka akibat ulahnya. (Tahu kan, siapa? Sudahlah, tak perlu menyebut-nyebut namanya.)
            Pokoknya, baru mendengar namanya saja sudah membuat wajah mengernyit. Melihat sosoknya apalagi. Bawaannya bikin bete. Perusak suasana. Apalagi kalau...ahem, Anda kebetulan jadi ‘korban’-nya.
            Siapa sih, yang tidak ingin terkenal? (Seperti biasa, ini pertanyaan retoris. Silakan pikir sendiri.) Biasanya sukses, kaya, banyak diperhatikan orang, dan lain sebagainya.
            Saking inginnya terkenal, ada yang sampai mencoba segala cara. Kalau belum kaya dan dipuja-puja, minimal (sukses) diperhatikan orang banyak. Dicela-cela? Kalau sudah biasa mencela sesama lewat media sosial, mungkin mereka malah senang dan menanggapinya dengan penuh semangat. Istilah lainnya, tanding cela. Alasannya? Hak asasi bernama ‘kebebasan berekspresi’. Tidak apa-apa sih, asal siap dibenci. (Ada yang sampai kena tuntutan hukum, dipecat dari pekerjaannya, hingga ditantang berkelahi di ring tinju.) Mungkin juga mereka sudah tidak peduli. Yang penting kan, terkenal dan diperhatikan banyak orang. Perkara nanti dimusuhi dan disumpahi urusan belakangan.
            Semoga dengan pengenalan konotasi positif dan negatif dari kata ‘terkenal’ tadi bisa membuat kita lebih bijak dalam mengambil langkah. Mau dikenal karena kontribusi bermanfaat bagi orang banyak atau cari sensasi dengan mengumpulkan musuh sebanyak-banyaknya? Terserah Anda. Toh, pada akhirnya Anda sendiri yang akan menuai hasilnya. Kita semua tahu, siapa yang jalannya akan lebih lancar nanti di dunia dan akhirat – yang banyak didoakan baik-baik karena masih berusaha menjaga perasaan orang lain atau yang disumpahi karena mulutnya menimbulkan dendam dan sakit hati.

R.


(Jakarta, 10 Januari 2014 – 8:48 am)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar