Oke,
mungkin ini juga karena profesi saya sebagai pengajar bahasa Inggris. Saya jadi
mengenal konotasi dalam bahasa.
Pertama, kata ‘populer’ (atau ‘popular’ dalam
bahasa Inggris) memiliki makna denotatif, yaitu netral. Artinya sama dengan ‘terkenal’ (atau ‘well-known’ ). Bila disandingkan dengan istilah lain, yang sama
juga ‘famous’.
Bagaimana
dengan ‘infamous’ atau ‘notorious’? Yang membedakannya dengan ‘famous’ tak hanya imbuhan awal (prefix) ‘in-‘ pada ‘infamous’, tapi juga konotasinya. ‘Famous’ berarti terkenal karena hal-hal yang (biasanya) baik.
Misalnya: aktivis sosial yang mengajar di daerah-daerah tertinggal. Politisi
yang tidak sekedar janji-janji, tapi memberikan bukti. Artis yang bisa menjadi
panutan untuk berbuat baik dan bersikap positif. Sebut saja. Saya percaya masih
banyak contohnya.
‘Infamous
/ notorious’ kebalikannya, yaitu terkenal...tapi bukan dengan cara yang
baik. Misalnya: politisi tukang korupsi (yang tampaknya sekarang sudah tidak
malu-malu lagi dan bahkan tidak peduli.) Artis yang hobi menebar sensasi
daripada menunjukkan bakat yang nyata. Tukang cela lewat media sosial, tanpa
peduli banyak perasaan orang yang terluka akibat ulahnya. (Tahu kan, siapa? Sudahlah, tak perlu menyebut-nyebut namanya.)
Pokoknya, baru mendengar namanya
saja sudah membuat wajah mengernyit. Melihat sosoknya apalagi. Bawaannya bikin
bete. Perusak suasana. Apalagi kalau...ahem, Anda kebetulan jadi ‘korban’-nya.
Siapa sih, yang tidak ingin
terkenal? (Seperti biasa, ini pertanyaan
retoris. Silakan pikir sendiri.) Biasanya sukses, kaya, banyak diperhatikan
orang, dan lain sebagainya.
Saking inginnya terkenal, ada yang
sampai mencoba segala cara. Kalau belum kaya dan dipuja-puja, minimal (sukses)
diperhatikan orang banyak. Dicela-cela? Kalau sudah biasa mencela sesama lewat
media sosial, mungkin mereka malah senang dan menanggapinya dengan penuh
semangat. Istilah lainnya, tanding cela. Alasannya? Hak asasi bernama ‘kebebasan berekspresi’. Tidak apa-apa
sih, asal siap dibenci. (Ada yang sampai kena tuntutan hukum, dipecat dari
pekerjaannya, hingga ditantang berkelahi di ring tinju.) Mungkin juga mereka
sudah tidak peduli. Yang penting kan, terkenal dan diperhatikan banyak orang.
Perkara nanti dimusuhi dan disumpahi urusan belakangan.
Semoga dengan pengenalan konotasi
positif dan negatif dari kata ‘terkenal’ tadi
bisa membuat kita lebih bijak dalam mengambil langkah. Mau dikenal karena
kontribusi bermanfaat bagi orang banyak atau cari sensasi dengan mengumpulkan
musuh sebanyak-banyaknya? Terserah Anda. Toh, pada akhirnya Anda sendiri yang
akan menuai hasilnya. Kita semua tahu, siapa yang jalannya akan lebih lancar
nanti di dunia dan akhirat – yang banyak didoakan baik-baik karena masih
berusaha menjaga perasaan orang lain atau yang disumpahi karena mulutnya
menimbulkan dendam dan sakit hati.
R.
(Jakarta,
10 Januari 2014 – 8:48 am)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar