Senin, 06 Januari 2014

"ANTARA EGO DAN RASA"

"Ini duniaku.
Apa pun yang terjadi,
yang jadi pengikut selalu kamu."

Aku tak pernah ingat
bumi ini miliknya.
Nyawa bahkan bukan milik manusia.

"Dari kaumkulah sosok pertama ada.
Kamu akan selalu jadi yang kedua.
Sudah, jangan banyak bicara!"

Aku tak pernah tahu
mereka harus diperlakukan bagai dewa
seakan mereka tak pernah bercela.

"Ah, kamu memang terlalu perasa.
Maka itu, kau takkan pernah memimpin siapa-siapa.
Air matamu pun tiada guna."

Jika memang demikian,
mengapa mereka yang lebih sering menyebabkan perang?

R.

(Jakarta, 1 Januari 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar