Selasa, 14 Januari 2014

"TELEPATI PENGUSIK JIWA"

Ada gelisah dalam jiwaku.
Apakah kau tahu?
Kuharap kau tidak bisa telepati.
Biarlah pedih kurasakan sendiri.

Terlalu lancang mata ini terbuka lebar.
Telepati penghantar rasa.
Rindu ini tega menghajar.
Tuhan, bebaskan hamba dari derita.

Apa yang (bisa) kau lihat?
Jangan sedih akan air mataku.
Aku (harus) kuat.
Ini hanya rindu sesaat.

Kurasakan cintamu yang besar untuknya.
Berbahagialah, karena dia mencintaimu juga.
Demi kamu, akan kusembunyikan luka.
Ini bukan masalah rela tidak rela.

Aku bisa merasakanmu bahagia.
Semoga kau tak ikut merasakanku berair mata.
Telepati cukup di situ saja.
Percayalah, suatu saat aku akan bebas dari nelangsa.

R.

(Jakarta, 13 Januari 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar