Senin, 06 Januari 2014

"SAAT STOP KONTAK DAN KONEKSI WI-FI (PALING) DICARI..."

“SAAT STOP KONTAK DAN KONEKSI WI-FI (PALING) DICARI...”
(Ruby Astari)
            “Stop kontak mana, ya?”
            “Permisi, di sini bisa wi-fi?”
            Lebih dari satu dekade lalu, saya tidak membayangkan akan seperti ini. Dalam kehidupan urban, ada dua hal yang (paling) dicari setiap kali kita di kantor maupun ke tempat nongkrong macam resto, kafe, hingga convenient store yang kian menjamur:
            1.Stop kontak: saat baterai ponsel dan laptop perlu di-charge. Mau online berlama-lama takkan aman tanpa benda yang satu ini, meski koneksi wi-fi tengah lancar jaya.
            2.Koneksi wi-fi: berkat fasilitas favorit generasi Y ke bawah ini, kita bisa berlama-lama di resto, kafe, hingga convenient store dengan gadget andalan – berselancar di dunia maya selama berjam-jam (meski mungkin hanya memesan satu jenis minuman, hehe.)
            Tiba-tiba sendirian jadi tidak (begitu) masalah. Kita masih bisa berkonsentrasi pada pekerjaan – atau sekedar ‘melarikan diri’ sejenak ke dunia maya. Masih ada yang bisa kita lakukan saat tidak ada orang sekitar yang bisa diajak mengobrol. (Intinya, sendirian tapi anti garing.)
            Apakah lantas kita jadi 100% cuek sama keadaan sekitar? Haruskah selalu demikian?
            Saat itulah kita harus menentukan batas agar seimbang. Memang, inilah realita kehidupan urban kelas menengah ke atas hari ini. Saat stop kontak dan koneksi wi-fi menjadi yang (paling) dicari...
            Tetap saja, yang tidak diinginkan kadang bisa terjadi. Koneksi wi-fi di kafe langganan melambat – atau tiba-tiba malah putus sama sekali. Gangguan sinyal membuat ponsel kehilangan fungsinya.
            Yang terparah? Mati listrik!
            Buat yang (kepalang) kecanduan, mungkin rasanya seperti krisis tingkat dunia. Tenang, selalu masih ada pilihan. Mungkin itu saatnya Anda harus istirahat sejenak dari paparan radiasi. Membaca dari media cetak. Mendengarkan suara sekitar.
            Tersenyum pada seraut wajah yang Anda kenal di depan Anda, mungkin? Siapa tahu mereka menunggu perhatian Anda, meski mungkin tidak bisa membawa Anda melanglang buana ke dunia maya.

            R.
            (Jakarta, 5 Januari 2014 – 10:30 pm)

­

Tidak ada komentar:

Posting Komentar