Hai, Ma. Maaf aku baru bisa mengabari Mama sekarang. Butuh waktu lama untukku agar merasa cukup aman mengirim surat ini. Aku masih harus berhati-hati.
Aku tidak bisa memberitahu lokasiku sekarang. Mereka pasti masih mengawasi Mama. Jangan-jangan mereka malah sudah membaca surat ini duluan. Aku tidak mau Mama lagi-lagi jadi susah gara-gara aku. Sudah terlalu sering aku menyusahkan Mama, meski tidak sengaja. Aku sayang Mama.
Aku baik-baik saja, meski masih bertanya-tanya. Mama tahu maksudku. Selama ini, banyak sekali yang sepertinya Mama sembunyikan. Mama tidak pernah mau cerita.
Siapa Papa? Mama selalu menangis setiap kali kutanya. Awalnya aku tidak tega, namun lama-lama aku lelah. Aku berhak tahu, Mama. Aku muak dengan bisik-bisik tetangga dan cemoohan mereka.
Di sekolah, aku juga sering banget diganggu. Billy Carter dan gengnya rajin sekali memukuliku dan mengataiku anak buangan, bahkan menyebut Mama murahan. Tidak ada yang pernah mau membelaku. Semua hanya diam dan menonton, entah karena takut pada Billy atau malah juga membenciku. Entah apa salahku. Aku tidak pernah mau mengganggu siapa-siapa. Tak ada yang perlu jadi temanku bila memang tidak mau.
Mama, tidak bosankah harus mengobati semua lukaku sepulang sekolah, entah itu bibirku yang robek, hidungku yang mimisan, hingga mata lebam? Aku bosan. Aku muak jadi korban.
Pagi itu, aku sudah melewati puncak kemuakanku. Mendadak aku hanya ingin berteriak sekencang-kencangnya, tak peduli apa pun lagi. Mungkin karena itulah benda-benda di sekitarku terbang dan terlempar ke luar. Banyak yang hancur, kaca-kaca pecah.
Aku tahu, Mama takut. Mata Mama tidak bisa bohong. Makanya, aku buru-buru kabur ke sekolah, entah kenapa. Mungkin aku kalut. Namun, begitu ingat bahwa di sanalah Billy dan gengnya selalu menunggu untuk menghajarku, aku semakin marah dan kembali berteriak. Semakin banyak barang yang hancur dan pecah. Ada yang menelepon polisi. Tim SWAT datang.
Aku pun lari ke hutan. Mereka mengejarku. Aku takut.
Sumpah, Mama. Aku tidak bermaksud untuk membunuh mereka. Maafkan aku...
Bakarlah surat ini setelah selesai membacanya, Mama. Aku belum bisa pulang. Aku mau cari Papa dulu.
Aku mau tahu apa Papa juga manusia...
Love,
Adam
masih ada misteri yang belum tuntas bahkan ketika cerita dituntaskan. :)
BalasHapus