Rabu, 05 Agustus 2015

"MESRA...SEBATANG KARA..."

terlalu lama dingin dalam jiwa
sepi merajalela,
hingga lupa rasanya mesra
tiada belahan jiwa

ah, aku tahu apa?
mesra hanya milik mereka yang berdua
aku hanya penonton biasa,
bisu berselimut lara

jiwa ini masih dingin,
saat mesra hanya sebatas ingin
rasa yang lama asing,
meski hasrat ingin bersanding

bayangan pun enggan bermesraan denganku,
si gila yang tak henti memikirkanmu
meski gagal bercumbu

jadilah ilusiku,
racun tanpa penawar berupa kemesraan semu
biar hati ini perlahan membiru,
diracuni rindu

mungkin besok rindu akan menjelma sembilu
biarkan kuresapi mesra dengan realita itu
 kau dan dia, bukannya aku

selamat tinggal, ilusi terindahku
 selamat bermesraan dengannya
mungkin senyumku akan kaku,
sementara tawamu ceria

malam ini, kasih tak sampai bermetamorfosa,
mesra dengan kebengisan realita
 habislah tanpa sisa!

akankah ada alasan lagi untuk merengkuh mesra?
yang ada hanya lelah
 rasa termanis pun berubah mentah

R.

(Jakarta, 1 Agustus 2015 – 23:00 – 00:00. Dari #puisimalam nulisbuku.com bertopik: "MESRA".)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar